KOMUNIKASI BISNIS
Oleh :
Drs. Djoko Purwanto, MBA
Pengertian Komunikasi
Bisnis
Dalam
kehidupan suatu organisasi bisnis, komunikasi merupakan faktor yang sangat
penting bagi pencapaian tujuan suatu organisasi. Seorang pimpinan memerintahkan
bawahannya untuk membuat
Secara
umum dapat dikemukakan bahwa yang dimaksud dengan komunikasi bisnis adalah komunikasi yang digunakan dalam dunia bisnis
yang mencakup berbagai macam bentuk komunikasi, baik komunikasi verbal maupun
nonverbal. Sebagai awal bahasan dalam komunikasi bisnis, maka akan dibahas
antara lain bentuk dasar komunikasi yang mencakup komunikasi verbal dan
nonverbal, proses komunikasi, sebab-sebab timbulnya kesalahpahaman dalam
komunikasi, dan bagaimana cara memperbaiki atau meningkatkan komunikasi.
Komunikator
yang efektif tentu saja memiliki beberapa alat komunikasi bila ingin menyampaikan suatu pesan. Mereka tahu bagaimana
menempatkan kata yang mampu membentuk suatu arti, bagaimana mengubah situasi
menjadi lebih menarik, bagaimana mengajak peserta untuk ikut aktif (berpartisipasi)
dalam diskusi, bagaimana menyelipkan humor yang mampu menghidupkan suasana,
bagaimana menyiapkan ruangan yang mampu menghidupkan diskusi, apakah dilakukan
melalui tulisan (written) atau
ucapan/lisan (oral).
Pada
dasarnya ada dua bentuk komunikasi yang lazim digunakan dalam praktek dunia
bisnis maupun nonbisnis yaitu komunikasi verbal dan nonverbal. Masing-masing
bentuk komunikasi tersebut dapat dijelaskan secara singkat sebagai berikut:
1. Komunikasi Verbal (Verbal Communications)
Komunikasi verbal merupakan salah satu bentuk
komunikasi yang disampaikan kepada pihak lain melalui tulisan (written) maupun lisan (oral). Dalam kehidupan sehari-hari
seperti Anda mengirim surat atau telepon kepada orang tua Anda, teman Anda,
pacar Anda, Anda berbincang-bincang atau ngobrol dengan teman Anda, Anda
ngerumpi dengan tangga sebelah, Anda membaca puisi di depan kelas, Anda
mempresentasikan makalah dalam suatu acara seminar, Anda membaca surat kabar,
majalah, jurnal, Anda mendengarkan radio, menyaksikan dan mendengarkan acara
televisi dan sejenisnya merupakan contoh bentuk-bentuk komunikasi verbal.
Dalam dunia bisnis, beberapa contoh komunikasi verbal
antara lain penyampaian pesan melalui surat, memo, teknologi komunikasi modern,
rapat pimpinan, briefing kepada karyawan, wawancara kerja, dan presentasi.
Penyampaian pesan lewat tulisan maupun lisan tentu memiliki suatu harapan bahwa
seseorang akan dapat membaca atau mendengar apa yang akan dikatakan.
2. Komunikasi Nonverbal
Bentuk
komunikasi yang paling mendasar dalam komunikasi bisnis adalah komunikasi
nonverbal. Menurut teori antropology sebelum manusia menggunakan kata-kata,
mereka telah menggunakan gerakan-gerakan tubuh, bahasa isyarat (body language)
sebagai alat untuk berkomunikasi dengan orang lain. Berikut ini adalah beberapa
contoh perilaku yang ditunjukkan dengan komunikasi nonverbal:
• Seseorang yang menggigit
giginya sendiri (istilah Jawanya : getem-getem) untuk menunjukkan kemarahan.
• Seseorang yang sedang
tersenyum dan melakukan jabat tangan dengan orang lain untuk mewujudkan rasa
senang, simpati dan penghormatan.
• Seseorang yang membuang
muka (istilah Jawanya :mlengos) untuk menunjukkan suatu sikap rasa tidak senang
terhadap orang lain.
• Seseorang yang
menggelengkan kepala untuk menunjukkan suatu sikap menolak atau ketidaksetujuan
terhadap sesuatu.
• Seseorang yang
menganggukkan kepala sebagai tanda setuju atau OK.
• Pernahkah Anda
memperhatikan seseorang yang "grogi" (nervous) saat berpidato di
depan umum? Coba simak dengan baik, bagaimana gerak tangan dan kakinya?
Bukankah tangan dan kakinya bergerak atau bergetar secara tak teratur, bagaikan
seseorang yang sedang kedinginan (bahasa Jawanya : ngewel).
Pendek
kata, dalam komunikasi nonverbal orang dapat mengambil suatu kesimpulan tentang
berbagai perasaan orang baik rasa senang, benci, cinta, rindu dan berbagai macam perasaan lainnya. Lagi pula, komunikasi
nonverbal berbeda dengan komunikasi verbal didalam cara yang cukup mendasar.
Komunikasi nonverbal juga berbeda dengan komunikasi
verbal dalam hal penyampaian suatu pesan yaitu secara spontan. Pada
umumnya, sebelum menyampaikan sesuatu, seseorang sudah memiliki suatu rencana
tentang apa yang ingin dikatakan. Misalnya, ketika seseorang mengatakan
"Tolong, bukakan pintu itu," maka
pada saat itu seseorang dengan sadar telah mempunyai tujuan atau maksud
tertentu. Tetapi, ketika seseorang berkomunikasi secara nonverbal, ia
seringkali melakukan sesuatu secara tidak sadar.
Contoh yang paling sederhana adalah ketika seseorang
yang secara spontan mengerutkan dahi, raut muka yang berubah, atau mata
berkedip-kedip secara tidak sengaja atau otomatis. Hal-hal tersebut merupakan sesuatu yang
bersifat alami (natural) dan tak pernah direncanakan sebelumnya. Contoh lain,
tatkala Anda melihat buku agenda kerja Anda dibuat mainan anak-anak Anda yang
masih lucu-lucu, maka apa reaksi Anda pada saat itu? Marah, kesal, gemas campur
jadi satu! Contoh lain lagi, ketika Anda memperoleh kabar bahwa anak satu-satunya
yang Anda sayangi memperoleh penghargaan sebagai juara pertama dalam lomba
penulisan karya ilmiah tingkat nasional! Apa reaksi anda pada saat itu? Senang,
gembira, terharu, jadi satu! Coba Anda perhatikan bagaimana ekspresi wajah
teman-teman Anda yang menghadapi masalah, kesusahan maupun mereka yang senang
atau gembira. Silahkan coba amati suasana kerja di lingkungan Anda
masig-masing!
3. Mengapa Komunikasi Nonverbal Penting
Meskipun
komunikasi nonverbal sering tidak terencana atau kurang terstruktur, namun
komunikasi nonverbal memiliki pengaruh yang lebih besar daripada komunikasi
verbal. Isyarat-isyarat komunikasi nonverbal adalah sangat penting terutama
dalam menyampaikan perasaan dan emosi.
Apa
kebaikan atau keunggulan dari komunikasi nonverbal? Salah satu kebaikan
komunikasi nonverbal adalah reliabilitasnya,
yang berkaitan dengan tingkat kepercayaan yang tinggi terhadap pesan-pesan yang
disampaikan dengan menggunakan bahasa isyarat dan sejenisnya. Secara
umum, orang akan mudah menipu orang lain dengan menggunakan kata-kata daripada
menggunakan gerakan tubuh (bahasa isyarat). Komunikasi dengan menggunakan
kata-kata akan lebih mudah pengendaliannya, sedangkan penggunakan bahasa
isyarat (gerakan badan/tubuh) ataupun ekspresi wajah cenderung lebih sulit
mengendalikannya. Hal ini disebabkan oleh sifatnya yang spontanitas, tanpa
pikir panjang. Anda mendengar berita menyenangkan, ekspresi wajah Anda cerah,
bak tanpa beban. Namun, Anda mendengar berita yang menyusahkan tentang diri
Anda, keluarga Anda, atau teman karib Anda, maka dengan cepat ekspresi wjah
Anda tanpa ada yang menyuruh, spontan murung, lesu, lemah, tak bergairah
seolah-olah hampa dunia ini.
Dengan
memperhatikan isyarat nonverbal, seseorang dapat mendeteksi kecurangan atau
menegaskan kejujuran si pembicara. Maka, tidaklah mengherankan bila seseorang
lebih percaya isyarat nonverbal ketimbang pesan-pesan yang disampaikan melalui
isyarat verbal. Seseorang dapat saja menutup-nutupi kecurangan dengan isyarat
verbal (seperti tulisan). Namun, seseorang tak dapat menutup-nutupi apa yang
sedang terjadi pada dirinya melalui ekspresi wajahnya. Manakala wajahnya murung
atau cemberut, maka seseorang akan dapat menduga bahwa dia sedang menghadapi
suatu masalah, mungkin masalah pribadi, keluarga atau masalah tugas kantor, dan
sejenisnya.
Komunikasi
nonverbal juga penting artinya bagi orang lain, karena ia lebih efisien baik
bagi pengirim maupun penerima pesan. Anda dapat menyampaikan suatu pesan
nonverbal tanpa harus berfikir panjang, dan audience Anda dapat menangkap arti
secara tak sadar. Coba Anda perhatikan para petugas sinoman di suatu acara
resepsi.
4. Tujuan Komunikasi Nonverbal
Meskipun
komunikasi nonverbal dapat berdiri sendiri, namun ia seringkali berkaitan erat
dengan ucapan (lisan). Dalam artian bahwa sering terjadi penggabungan antara
komunikasi verbal dan nonverbal dalam suatu situasi tertentu. Kata-kata yang
disampaikan dalam suatu percakapan membawa sebagian dari suatu pesan. Sedangkan
bagian yang lain adalah sinyal-sinyal nonverbal. Apabila Anda mengamati acara
"Dunia Dalam Berita" di TVRI, Anda akan dapat memperhatikan kombinasi
komunikasi baik itu verbal maupun nonverbal. Coba Anda perhatikan!
Menurut
John V. Thil tujuan komunikasi nonverbal antara lain:
1). Untuk menyediakan / memberikan
informasi.
2). Untuk mengatur alur suatu
percakapan.
3). Untuk mengekspresikan emosi.
4).
Untuk memberi sifat, melengkapi, menentang, atau mengembangkan
pesan-pesan verbal.
5). Untuk mengendalikan atau mempengaruhi
orang lain.
6).
Untuk mempermudah tugas-tugas khusus, misalnya mengajar
seseorang untuk memperlancar permainan
golf.
Bagaimana
relevansi komunikasi nonverbal dalam dunia bisnis? Komunikasi nonverbal juga
mempunyai peranan yang penting dalam dunia bisnis. Ia dapat membantu menentukan
kredibilitas dan potensi kepemimpinan seseorang. Jika seseorang dapat belajar
mengelola kesan yang telah dibuat dengan bahasa isyarat, karakteristik atau
ekspresi wajah, suara dan penampilan, maka seseorang akan dapat melakukan
komunikasi dengan baik. Dengan kata lain, seorang manajer (pemimpin) sekaligus
harus dapat menjadi komunikator yang baik. Ia harus tahu bagaimana menyampaikan
pesan-pesan bisnisnya kepada para bawahannya, pada saat kapan suatu pesan-pesan
bisnis itu harus disampaikan, dan kepada siapa pesan-pesan bisnis itu harus
disampaikan
Lebih
lanjut, jika seseorang dapat belajar membaca pesan-pesan nonverbal yang
disampaikan orang lain, maka ia akan dapat menafsirkan maksud maupun sikap mereka
secara lebih akurat dan lebih tepat. Apabila Anda berurusan dengan para
karyawan, klien, ataupun para konsumen, coba perhatikanlah secara seksama
pesan-pesan yang mereka sampaikan. Apabila sikap karyawan Anda menunjukkan
gejala-gejala kurang atau menurun semangat kerjanya, sering melakukan mogok
kerja, mogok makan, maka apa dan bagaimana langkah-langkah yang perlu Anda
lakukan? Contoh-contoh tersebut menggambarkan betapa pentingnya seorang
pemimpin harus peka terhadap sikap atau perilaku yang ditunjukkan oleh
bawahannya.
Sesuatu
yang Anda nikmati saat ini seperti buku yang sedang Anda baca ini, compact disc
yang anda dengarkan, acara-acara televisi yang Anda tonton, internet yang Anda
nikmati, personal computer yang Anda miliki, dan sejenisnya tidaklah datang
begitu saja, tetapi melalui suatu proses yang cukup lama. Begitu halnya dengan
komunikasi, ia perlu proses juga.
Apabila
Anda perhatikan, seseorang yang sedang berbicara, menulis, mendengarkan, atau
membaca, maka kegiatan komunikasi yang mereka lakukan adalah lebih dari satu
tindakan. Menurut William C. Himstreet dan Wayne Murlin Baty menyatakan bahwa komunikasi adalah suatu proses pertukaran
informasi antara individu-individu melalui suatu sistem biasa baik dengan
simbol-simbol, sinyal-sinyal, maupun perilaku atau tindakan.
Sebagai
suatu proses, komunikasi mempunyai persamaan dengan bagaimana seseorang
mengekspresikan perasaan, hal-hal yang berlawanan (kontradiktif), yang sama (selaras, serasi), menulis, mendengarkan,
dan pertukaran. Menurut Courtland L.
Bovee dan John V.Thill ada
1). Pengirim mempunyai suatu ide atau
gagasan.
2). Ide yang disampaikan diubah menjadi
suatu pesan.
3). Pemindahan pesan.
4). Penerima menerima suatu pesan.
5). Penerima memberi tanggapan dan mengirim
kembali sebagai
umpan balik ke pengirim.
Tahap Pertama : Pengirim Mempunyai Suatu Ide
Ide dapat
diperoleh dari berbagai sumber yang terbentang luas dihadapan kita. Dunia ini penuh
dengan berbagai macam informasi baik yang dapat di lihat, didengar, dicium
maupun hal-hal yang dapat diraba. Ide-ide yang ada dalam benak pikiran kita,
kemudian disaring dan disusun kedalam suatu map mental yang ada dalam jaringan
otak kita yang menggambarkan persepsi kita terhadap kenyataan. Sebagaimana
Anda memandang dunia, pikiran Anda akan menyerap pengalaman-penglaman Anda
dengan suatu cara yang unik dan personal (pribadi).
Tahap Kedua : Mengubah Ide Menjadi Suatu
Pesan
Dalam
suatu proses komunikasi, tidak semua ide-ide dapat diterima, maupun dimengerti
dengan sempurna. Ide yang ada dalam benak pikiran Anda, kemudian diubah kedalam
bentuk kata-kata, yang selanjutnya dipindahkan kepada orang lain.
Dalam
penyampaian suatu pesan, perlu diperhatikan beberapa hal, antara lain: subjek
(apa yang ingin disampaikan), maksud (tujuan), audience,
Tahap Ketiga : Pemindahan Pesan
Setelah
pengubahan ide-ide kedalam suatu pesan, maka tahap berikutnya adalah
memindahkan atau menyampaikan pesan melalui berbagai saluran yang ada kepada si
penerima pesan. Didalam menyampaikan suatu pesan, adakalanya saluran komunikasi
yang digunakan relatif pendek, namun ada juga yang melalui saluran komunikasi
yang cukup panjang. Panjang-pendeknya saluran komunikasi yang digunakan akan
berpengaruh terhadap efektifitas penyampaian pesan. Untuk menyampaikan
pesan-pesan yang panjang dan kompleks secara lisan dengan menggunakan saluran
komunikasi yang panjang, maka pesan-pesan yang Anda sampaikan bisa jadi
berkurang atau bahkan bertentangan dengan pesan aslinya. Oleh karena itu, perlu
diperhatikan mengenai jenis atau sifat pesan yang akan disampaikan.
Tahap Keempat: Penerima Menerima Suatu Pesan
Komunikasi
antara seseorang dengan orang lain akan terjadi, bila pengirim mengirimkan
suatu pesan dan penerima menerima suatu pesan. Jika seseorang mengirim sepucuk
Jika
seseorang menyampaikan pidato dihadapan umum, para pendengar sebagai audience
harus dapat mendengar apa yang dia katakan, dan mereka juga harus memusatkan
perhatian terhadap pesan-pesan yang ia sampaikan. Jadi, suatu pesan yang
disampaikan harus dapat dimengerti dan tersimpan didalam pikiran si penerima
pesan. Lagi pula, suatu pesan akan dapat ditafsirkan secara benar bila penerima
pesan dapat memahami sesuatu sebagaimana yang dimaksud oleh pemberi pesan
dengan cara yang dikehendaki.
Tahap Kelima : Penerima Memberi Tanggapan
dan Umpanbalik ke Pengirim
Umpan
balik (feedback) adalah penghubung
akhir dalam suatu mata rantai komunikasi. Ia merupakan tanggapan penerima pesan
yang memberikan kesempatan bagi pengirim untuk menilai efektifitas suatu pesan.
Setelah
menerima pesan, penerima akan memberi tanggapan dengan suatu cara tertentu dan
memberi sinyal terhadap pengirim pesan. Sinyal yang diberikan oleh penerima
pesan dapat saja berbentuk suatu senyuman, memberi komentar sekilas (singkat),
anggukan sebagai pembenaran, atau memberi pesan secara tertulis.
Umpan
balik memegang peranan penting dalam proses komunikasi, karena ia memberi
kemungkinan bagi pengirim untuk menilai efektifitas suatu pesan. Disamping itu,
adanya umpan balik akan dapat menunjukkan
adanya faktor-faktor penghambat komunikasi, misalnya perbedaan latar
belakang, perbedaan penafsiran kata-kata, dan perbedaan reaksi secara
emosional.
Didalam
suatu pidato, ada kecenderungan beberapa pesan tidak dapat dimengerti oleh
penerima pesan dengan baik. Hal ini disebabkan oleh adanya faktor penghambat
komunikasi antara pengirim dan penerima pesan. Faktor-faktor penghambat komunikasi
tersebut mencakup antara lain masalah dalam pengembangan pesan, penyampaian
pesan, penerimaan pesan dan penafsiran pesan.
1. Masalah Dalam Mengembangkan Pesan
Sumber masalah potensial dalam mengembangkan suatu
pesan adalah dalam memformulasikan suatu pesan. Masalah dalam mengembangkan
suatu pesan dapat mencakup antara lain munculnya keragu-raguan tentang isi
pesan, kurang terbiasa dengan situasi yang ada atau penerima, adanya
pertentangan emosional, atau kesulitan dalam mengekspresikan ide atau gagasan.
Jika seseorang gagal dalam mengembangkan pesan, maka proses
komunikasi akan memulai dengan sesuatu yang salah, yang pada akhirnya akan
membawa kegagalan yang akan berkelanjutan atau terus menerus.
2. Masalah dalam Menyampaikan Pesan
Komunikasi dapat juga terganggu karena munculnya masalah
dalam mendapatkan pesan dari pengirim ke penerima. Masalah dalam penyampaian
pesan yang paling jelas adalah faktor phisik, misalnya sambungan kabel yang
jelek, akustik yang lemah, dan tindasan yang tak terbaca. Meskipun
gangguan-gangguan tersebut nampaknya sepele, namun mereka dapat memblok atau
mengganggu suatu pesan.
Jika Anda sedang menyampaikan presentasi makalah atau kertas
kerja, pilihlah suatu tempat yang memungkinkan audience Anda dapat melihat dan
mendengar dengan jelas apa yang Anda sampaikan. Jangan sampai ada diantara
mereka yang merasa terhalang oleh sesuatu, seperti terhalang oleh tubuh Anda
sendiri atau terhalang oleh tiang (pilar) suatu bangunan. Disamping itu, jika
Anda menggunakan sound system, usahakanlah sound system yang baik. Jangan
sampai terjadi pada saat-saatnya diskusi sedang menarik, tiba-tiba sound
systemnya mengalami gangguan teknis atau macet total.
Masalah lain yang muncul dalam
penyampaian suatu pesan adalah bila dua buah pesan yang disampaikan mempunyai
arti yang saling berlawanan. Bila dua buah pesan disampaikan sekaligus secara
bersamaan, maka akan muncul gangguan dalam arus komunikasi. Masalah serupa juga
muncul, bila suatu pesan disampaikan melalui saluran penghubung yang cukup
panjang. Orang terakhir yang menerima pesan ada kemungkinan hanya dapat
menangkap pesan sebagian kecil saja dari orang yang pertama atau bahkan pesan
yang disampaikan bisa jadi bertentangan dengan pesan aslinya.
3. Masalah Dalam Menerima Pesan
Sebagaimana halnya dengan penyampaian pesan, menerima
pesanpun juga tak luput dari adanya suatu masalah. Masalah yang muncul dalam
penerimaan suatu pesan antara lain adanya persaingan antara penglihatan dengan
suara, kursi yang tidak nyaman, lampu yang kurang terang, dan kondisi lain yang
dapat mengganggu konsentrasi penerima. Sebagai contoh, pada saat Anda sedang
mengikuti kuliah di kelas, tiba-tiba terdengar teriakan histeris dari
orang-orang yang sedang panik yang terkurung dalam suatu gedung yang sedang terbakar
yang kebetulan berdekatan dengan tempat kuliah Anda. Dalam kondisi seperti itu,
dapatkah Anda menerima pesan dengan baik? Pada saat asyik membaca-baca di ruang
perpustakaan, tiba-tiba lewat seorang gadis cantik dihadapan Anda. Kondisi
lainpun dapat terjadi, manakala Anda asyik mengerjakan ujian semester,
terdengar suara tabuhan gamelan di seberang bangunan yang kebetulan juga
berdampingan dengan sekolah karawitan atau sekolah musik.
Dalam beberapa kasus, gangguan yang muncul berkaitan
dengan kesehatan si penerima pesan. Pendengaran yang kurang baik, penglihatan
yang mulai kabur atau bahkan sakit kepala, juga dapat mengganggu penerima dalam
menerima suatu pesan. Meskipun hal tersebut tidak memblok
(menghambat) jalur komunikasi secara keseluruhan, tetapi mereka dapat
mengurangi konsentrasi si penerima pesan. Barangkali gangguan yang paling umum terjadi adalah kurangnya
konsentrasi selama melakukan komunikasi. Kadang-kadang pada saat berkomunikasi,
pikiran melayang memikirkan hal-hal lain diluar yang dibicarakan atau melamun.
4. Masalah Dalam Menafsirkan Pesan
Meskipun suatu pesan mungkin hilang
selama proses penyampaian pesan terjadi, namun masalah terbesar adalah pada
mata rantai terakhir, dimana suatu pesan ditafsirkan oleh penerima pesan.
Perbedaan latar belakang, perbendaharaan bahasa, dan pernyataan emosional,
dapat menimbulkan munculnya kesalahpahaman antara pemberi dan penerima
pesan. Sebagai contoh sederhana apabila
Anda sedang berbicara dengan seseorang yang berasal dari daerah yang berbeda
latar belakang budayanya.
Komunikasi
Yang Efektif
Komunikasi
yang efektif tentu saja akan dapat mengatasi berbagai hambatan yang dihadapi
dalam komunikasi. Bagaimana mengatasi berbagai hambatan dalam komunikasi? Untuk
dapat mengatasi berbagai rintangan dalam komunikasi, maka perlu diperhatikan
tiga hal sebagai berikut:
1. Membuat
suatu pesan secara lebih berhati-hati.
Langkah pertama yang perlu Anda perhatikan dalam
berkomunikasi adalah Anda perhatikan apa yang menjadi maksud dan tujuan
berkomunikasi dan audience Anda. Katakan apa yang dikehendaki oleh audience
Anda, gunakan bahasa yang jelas, sederhana, mudah dipahami, tidak bertele-tele,
jelaskan point-point yang penting, dan jangan lupa tekankan dan telaah ulang
point-point yang penting.
2. Minimisasi
gangguan dalam proses komunikasi.
Melalui pemilihan saluran komunikasi secara berhati-hati,
Anda akan dapat membantu audience Anda untuk dapat memperhatikan apa pesan yang
Anda sampaikan. Kalau suatu pesan disampaikan secara lisan, maka perlu
diperhatikan bagaimana lokasi atau tempat penyampaian pesan yang nyaman,
tenang, akustik/sound system yang baik, tempat duduk yang teratur, rapi,
nyaman, ruangan yang sejuk, dan sebagainya. Pendek kata, Anda harus berupaya
agar penyampaian pesan-pesan sampai pada sasaran yang dikehendaki tanpa adanya
gangguan yang berarti.
3. Mempermudah upaya
umpan balik antara si pengirim dan si penerima pesan.
Agar pemberian umpan balik (feedback) tersebut memberikan suatu manfaat yang cukup berarti,
maka Anda harus dapat merencanakan bagaimana dan kapan suatu pesan yang
disampaikan kepada penerima. Kalau Anda menghendaki umpan balik secara cepat,
maka Anda dapat memilih sarana komunikasi yang cepat baik melalui tatap muka
ataupun melalui telepon. Kalau menurut Anda, umpan balik kurang begitu penting,
maka Anda dapat menggunakan sarana lewat tulisan (
@@@